Menuju Organik

Menuju Organik

Pupuk Hayati Cair ALBIO adalah Pupuk Hayati Cair dibuat dari bahan aloevera, rumput laut dan asam humat, dan bahan-bahan alami pilihan lain yang diproses melalui ekstraksi dan fermentasi sehingga dihasilkan Pupuk Hayati Cair yang mengandung beragam nutrisi terlarut dan ramah lingkungan, untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan hasil dan kualitas produksi tanaman budidaya.

Pupuk Hayati Cair ALBIO mengandung nutrisi berupa unsur hara makro dan mikro, asam-asam amino, vitamin, dan hormon pertumbuhan tanaman. Diperkaya mikroorganisme fungsional (biofertilizer) yang bekerja sebagai penyedia nitrogen dalam tanah dan zona perakaran tanaman, sebagai melarutkan fosfat dan unsur-unsur mineral dalam tanah dan menghasilkan hormon tumbuh tanaman. Berperan baik untuk meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah serta mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Aloevera dan rumput laut mengandung unsur mikro, asam amino, zpt, enzim dan senyawa organik lain.

KEUNGGULAN

• Memacu pertumbuhan tanaman (vegetatif) dan pertumbuhan generatif..
• Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap perubahan lingkungan dan gangguan patogen hama- penyakit tanaman.
• Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen.
• Memperpanjang usia produktif tanaman.
• Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk (anorganik).
• Mudah diaplikasikan dengan penyemprotan ataupun penyiraman.
• Dapat digunakan untuk tanaman pangan, palawija, hortikultura, tanaman perkebunan dan tanaman hias.
• Dapat difungsikan sebagai pupuk hayati ataupun decomposer, serta pemacu plankton pada kolam/tambak.

ALOEVERA

Aloevera mengandung lebih dari 90% air dan sisanya berupa berbagai bahan aktif seperti asam amino, mineral, vitamin, enzim, glikoprotein dan karbohidrat. Kandungan air yang besar dapat dimanfaatkan untuk pembuatan Pupuk Hayati Cair sebagai media pelarut, sekaligus komposisi berbagai senyawa kimia di dalamnya dapat berfungsi sebagai nutrisi bagi tanaman. Karena mengandung cukup banyak air, maka pada proses pembuatan Pupuk Hayati Cair secara signifikan sudah mengurangi penambahan cairan ke dalam produk pupuk yang dihasilkan. Limbah yang dihasilkan dari proses penyaringan dan pemerasan, dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik padat karena kadar airnya telah jauh berkurang.

Berbagai unsur dan senyawa kimia yang secara alami terkandung dalam aloe vera dapat dimanfaatkan untuk memperkaya kandungan nutrisi dan bahan aktif yang akan terlarut pada produk Pupuk Hayati Cair yang dihasilkan, sebagai contoh:

KANDUNGAN ALOEVERA MANFAATDANFUNGSIPADATANAMAN ATAUTANAH
Mono dan polysacarida (selulosa, glukosa, manosa, aldopentosa), lignin Jenis karbohidrat yang akan terurai menjadi sumber karbon (bahan organik), sangat penting fungsinya sebagai pembenah tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Terdegradasi menjadi asam humat dan fulvat
Unsur N,P,K Adalah unsur makro merupakan unsur essensial yang sangat dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar. N, penyusun klorofil penting dalam proses fotosintesis tanaman dan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman. P, unsur essensial yang penting bagi sintesa karbohidrat dan pembentuk energi pada tanaman, respirasi, pembelahan dan pembentukan sel mengoptimalkan pertumbuhan generatif tanaman. K, unsur essensial yang mempengaruhi metabolisme tanaman, ketahanan dan kekuatan tanaman, vital pada proses fotosintesis, mempengaruhi penyerapan unsur-unsur lain terutama mikro
Mg, Ca, Merupakan unsur makro sekunder.
Ca, merangsang pembentukan akar dan daun, memperkuat struktur tanaman.
Mg, penyusun klorofil, mempengaruhi berbagai sintesa biomolekul dalam
tubuh tanaman.
Unsur mikro (Zn, Fe, Mn, Cu, dll) Merupakan trace element yang sangat vital mempengaruhi pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman, hingga kualitas dan kuantitas hasil produksi. Meski lebih sedikit jumlah yang dibutuhkan dibanding unsur makro, namun bila salah satunya tidak tersedia atau kurang pertumbuhan dan hasil tanaman tidak mungkin mencapai tingkat optimum.
Asam amino Penyusun protein, pembentuk zat pengatur tumbuh tanaman, mempengaruhi kesehatan tanaman, pertumbuhan dan diferensiasi sel.
Vitamin (B1, B2, B6, C, niacin, kolin, dll) Mempercepat pembelaha sel, koenzim berbagai sintesa dan metabolisme fisiologis tanaman, transfer energi.
Enzim Katalisator berbagai proses metabolisme dan sintesa dalam tubuh tanaman
inositol Mempengaruhi diferensiasi dan pembentukan jaringan.
aloin, iso barbaloin, aloe emodin, dll Meningkatkan ketahanan dan kesehatan tanaman, proteksi terhadap pathogen penyakit tanaman.

RUMPUT LAUT :

  • Memiliki kandungan mineral yang beragam dan lengkap, sehingga dapat memberikan kelengkapan unsur mikro dalam pupuk organik.
  • Rumput laut kaya akan hormon tanaman (zat pengatur tumbuh) yang dapat memacu dan merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.
  • Rumput laut mengandung gelatine, dapat berfungsi sebagai perekat pada saat aplikasi penyemprotan.
  • Rumput laut juga media yang baik untuk pertumbuhan mikrobia fungsional, sekaligus memberikan bermacam nutrisi organik (misal asam amino, karbohidrat, vitamin dan unsur-unsur organik) yang sangat berguna bagi tanaman dan kesuburan tanah.

Ekstrak rumput Laut produk mengandung asam amino dan unsur-unsur mikro seperti Cu, Fe, Zn dan Mg yang lebih sedikit terdapat dalam tanaman darat. Rumput laut mengandung polisakarida alginat, asam alginat, asam lemak tak jenuh, dan ZPT, seperti auksin, sitokinin, gibberellin dan asam absisat. Kandungan tersebut memiliki aktivitas biologis yang baik, memfasilitasi dan merangsang faktor- faktor internal yang aktif tidak spesifik dan mengatur keseimbangan hormon endogen.

  1. Meningkatkan pertumbuhan akar.
  2. Rumput laut mengandung mineral lengkap, sehingga pengunaan sebagai pupuk tanaman dapat meningkatkan ketersediaan unsur mikro bagi tanaman.
  3. Rumput laut merupakan chelat alami.
    Chelation (pengkelatan) memudahkan unsur bermuatan positif (kation) untuk mudah masuk ke dalam jaringan tanaman yang bermuatan negatif melalui akar. Dalam bentuk chelat, mineral tujuh sampai sepuluh kali lebih tersedia bagi tanaman. Rumput laut mengandung zat pengkelat kuat yang disebut manitol, yang secara alami terdapat dalam rumput laut. Kandungan manitol sekitar 10% dari berat kering rumput laut.
  4. Perbaikan Struktur Tanah dan Kapasitas penyimpanan Air.
    Asam alginat yang terkandung dalam rumput laut dapat menjadi kondisioner tanah, yang dapat menyerap air, membantu mempertahankan kelembaban tanah, dan membantu membentuk struktur tanah yang remah dan gembur. Selain itu dapat meningkatkan ikatan antar partikel tanah, terutama untuk jenis tanah berpasir.
  5. Meningkatkan kemampuan anti-stres tanaman.
    Stres pada tanaman adalah merupakan reaksi terhadap perubahan lingkungan dan menghasilkan respon hormonal. Hormon yang ada dalam rumput laut dapat membantu mengendalikan atau mengurangi stres tersebut. Jenis hormon yang terkandung dalam rumput laut diantaranya asam giberelat dan sitokinin. Stres terkait dengan fase pertumbuhan. Perkecambahan merupakan titik kritis (stress) awal pada tanaman. Asam giberelat terbukti sebagai promotor fase perkecambahan, sehingga penggunaan pupuk dari rumput laut dapat meningkatkan perkecambahan. Peralihan dari fase vegetatif ke generatif (reproduksi) juga merupakan stres bagi tanaman. Giberelin sangat berkaitan dengan kemunculan pembungaan, sedangkan sitokinin berkaitan dengan pembentukan tunas. Dengan demikian penggunaan pupuk rumput laut dapat meningkatkan optimalisasi fase generatif tanaman. Giberelin di dalam rumput laut juga turut membantu meningkatkan respon imun tanaman terhadap serangan pathogen hama dan penyakit tanaman. Stres akibat kondisi lingkungan diantaranya adalah kekeringan atau kondisi tergenang (banjir). Selama periode kekeringan, sitokinin mengatur penutupan stomata untuk mengurangi transpirasi. Ketika tanaman tergenang air, translokasi sitokinin di dalam tanaman terganggu, sehingga dibutuhkan pemberian sitokinin dari luar. Penggunaan pupuk berbahan rumput laut menjamin penyediaan sitokinin bagi tanaman dalam kondisi tersebut.
  6. Meningkatkan kekebalan tanaman terhadap suhu dingin.
    Rumput laut juga mengandung asam absisat dan senyawa polyamino yang dapat melindungi tanaman dari kerusakan akibat suhu dingin.
  7. Pupuk rumput laut dapat meningkatkan kualitas hasil panen menjadi lebih awet dalam penyimpanan.

Rumput laut mengandung karbohidrat kompleks dan memiliki dua fungsi penting untuk tanaman. Pertama, merangsang pertumbuhan mikroorganisme dalam tanah dan membantu penyerapan nutrisi oleh perakaran tanaman. Selain itu melindungi tanaman dari penyakit tular tanah. Pupuk ekstrak rumput laut memiliki nutrisi yang lengkap dan seimbang, sehingga dapat merangsang tanaman berbunga dan meningkatkan kadar gula buah.

ASAM HUMAT:

Ditambahkan untuk memperkaya kandungan C-organik dan meningkatkan kemampuan tukar kation di dalam tanah. Asam humat merupakan nutrisi dan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme fungsional di dalam tanah. Dapat pula meningkatkan serapan hara oleh tanaman karena dapat mengikat unsur hara sehingga lebih efisien dapat diserap oleh tanaman. Asam humat membantu menyuburkan dan menggemburkan tanah.

Asam humus (humic acid) adalah sebuah substansi yang memiliki struktur yang kompleks dengan berat molekul 1.500. Secara praktis tidak larut (insoluble) atau mengendap dengan asam tetapi larut (soluble) dengan basa. Struktur kimia asam humat memiliki banyak gugus fungsional antara lain :

  1. Gugus karboksil(-COOH) dan gugus phenol(-OH), keduanya memiliki muatan ion negatif sehingga mampu mengikat ion positif logam berat dan membentuk sebuah kompleks organo logam atau senyawa khelat (chelate) ;
  2. Gugus kuinonyang mampu menangkap dan mengumpulkan energi sinar matahari dan merubahnya dalam bentuk tingkat energi yang lebih tinggi.

MANFAAT ASAM HUMAT:

Asam humat yang terkandung dalam humate bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah. Peranan asam humat bagi tanah adalah kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisika, biologi, dan kimia tanah.

1. PENGARUH ASAM HUMAT PADA SIFAT FISIKA TANAH

  • Asam humat mempunyai kemampuan arbsorsi air sekitar 80-90%. Sehingga pergerakan air secara vertikal (infiltrasi) semakin meningkat dibanding secara horisontal, berguna untuk mengurangi resiko erosi pada tanah. Selain itu juga meningkatkan kemampuan tanah menahan air.
  • Asam humat berperan memperbaiki struktur tanah. Asam humat sangat mudah membentuk ikatan kompleks di dalam tanah dan merupakan media yang baik bagi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah seperti jenis jamur, cendawan (fungi) dan bakteri. Asam humat digunakan sebagai penyusun tubuh dan sumber energy bagi mikrobia. Fungi di dalam tanah mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi sebagai semen yang menyatukan agregat, sementara jamur dapat meningkatkan fisik dari butir-butir prima. Hasilnya adalah tanah yang lebih gembur berstruktur remah dan relatif lebih ringan.
  • Meningkatkan aerasi tanah karena bertambahnya pori tanah (porositas) akibat pembentukan agregat. Udara yang terkandung dalam pori tanah tersebut umumnya didominasi oleh gas-gas O2, N2, dan CO2, sehingga penting bagi pernapasan (respirasi) mikro-organisme tanah dan akar tanaman.
  • Menggelapkan warna tanah menjadi coklat kehitaman, sehingga meningkatkan penyerapan radiasi sinar matahari yang akan meningkatkan suhu tanah menjadi lebih hangat.

2. PENGARUH ASAM HUMAT PADA SIFAT KIMIA TANAH

  • Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK). Peningkatan tersebut menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara terutama unsur-unsur mikro. Asam humat membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur tersebut dari pencucian oleh air hujan. Unsur N,P, dan K diikat dalam bentuk organik atau diikat oleh mikroorganisme. Dengan demikian asam humat dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia (anorganik).
  • Asam humat mampu mengikat logam berat (membentuk senyawa khelate) kemudian mengendapkannya sehingga mengurangi keracunan tanah.
  • Meningkatkan pH tanah asam akibat penggunaan pupuk kimia yang terus menerus. Terutama tanah yang banyak mengandung alumunium. Karena asam humat mengikat Al sebagai senyawa kompleks yang sulit larut dalam air (insoluble) sehingga tidak dapat terhidrolisis dan tidak meracuni tanaman.
  • Ikatan kompleks yang terjadi antara asam humat dengan Fe dan Al merupakan antisipasi terhadap ikatan yang terjadi antara unsur P dengan Al dan Fe, sehingga unsur P dapat terserap secara maksimal oleh tanaman.

BIOFERTILIZER (MIKROBIA FUNGSIONAL):

  • Dilengkapi dalam pupuk organik baik sebagai agensia fermentasi maupun sebagai materi pengkaya pupuk organik.
  • Biofertilizer adalah kombinasi beberapa jenis mikrobia fungsional yang dapat berfungsi sebagai agen fermentasi dan sebagai pupuk hayati yang akan bekerja dalam tanah dan membantu pertumbuhan tanaman.
  • Biofertilizer adalah pupuk hayati, berfungsi menyuburkan tanah, membantu penyediaan unsur hara bagi tanaman dengan menangkap nitrogen (fiksasi N), melarutkan fosfat, dan menyediakan zat pengatur tumbuh, serta sebagai agen competitor mikrobia pathogen di dalam tanah dan pada tanaman.
  • Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan meningkatkan kesehatan dan produktifitas tanaman.

Lebih dari 79% udara bebas mengandung gas nitrogen (N2), sementara tanaman mutlak membutuhkan nitrogen untuk pertumbuhannya dan tidak dapat memanfaatkan secara langsung atau mengambil nitrogen langsung dari udara. Beberapa jenis bakteri mampu melakukan penambatan (fixasi/pengikatan) nitrogen dari udara, baik secara non-simbiosis dengan tanaman (free-living nitrogen-fixing bacteria) maupun simbiosis dengan tanaman (root-nodulating bacteria). Jenis bakteri yang secara non-simbiosis dapat menambat N2 dari udara diantaranya Pseudomonas sp, Bacillus sp, Azotobacter sp, dan Azospirillum sp. Jenis bakteri simbiosis diantaranya bakteri Rhizobium sp. Rhizobium adalah bakteri yang bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan membetuk bintil akar. Bakteri penambat N2 di daerah perakaran dan bagian dalam jaringan tanaman padi seperti Azospirillum sp, telah terbukti mampu meningkatkan secara nyata penambatan N2.

Selain menambat nitrogen, bakteri Azospirillum sp dan Azotobacter sp juga dapat menghasilkan fitohormon atau zat perangsang tumbuh seperti auksin, sitokinin dan giberelin, asam absisat, asam traumalin dan etilen. Sitokinin berperan dalam dalam mendorong pembelahan sel, meningkatkan jumlah dan ukuran daun, serta menunda penuaan daun, bunga, dan buah. Auksin berfungsi dalam merangsang dan mempercepat pertumbuhan akar, batang dan tunas. Giberelin berperan dalam proses perkecambahan. Asam absisat memungkinkan tumbuhan untuk menahan kekeringan. Asam traumalin berperan dalam proses penyembuhan luka pada tumbuhan, Sedangkan etilen, berperan dalam pematangan dan merangsang pembungaan serempak.

Fosfat adalah salah satu unsur essensial kedua setelah N yang berperan penting bagi dalam fotosintesis dan perkembangan akar. Sebagian besar bentuk fosfat terikat oleh koloid tanah, sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Umumnya lahan sawah di Indonesia telah jenuh fosfat, fosfat tersebut tidak dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh tanaman, karena fosfat dalam bentuk P-terikat di dalam tanah, karena itu umumnya petani tetap melakukan pemupukan P di lahan sawah walaupun sudah terdapat kandungan P yang cukup memadai. Pada tanah masam fosfat akan bersenyawa dalam bentuk Al-P, Fe- P, sedang pada tanah alkali fosfat akan bersenyawa dengan Ca menjadi Ca-P membentuk senyawa kompleks yang sukar larut. Adanya pengikatan fosfat tersebut menyebabkan pupuk fosfat yang diberikan tidak efisien, sehingga perlu diberikan dalam takaran tinggi. Pemberian pupuk fosfat ke dalam tanah hanya 15-20% yang dapat diserap oleh tanaman. Sedangkan sisanya akan terjerap diantara koloid tanah dan tinggal sebagai residu di dalam tanah. Hal ini akan menyebabkan defisiensi fosfat bagi pertumbuhan tanaman.

Beberapa jenis mikroorganisme berupa bakteri, fungi atau actinomycetes mampu melarutkan fosfat yang terikat tersebut menjadi tersedia bagi tanaman. Kelompok jenis bakteri pelarut fosfat diantaranya Pseudomonas sp, Bacillus sp dan Alcaligenes sp. Umumnya jenis mikroorganisme tersebut hidup secara alami di zona rhizosphere (zona perakaran). Molekul fosfat dapat terlarut oleh mikroorganisme baik secara biologis ataupun kimiawi. Proses kimiawi adalah mekanisme utama dalam pelarutan fosfat di dalam tanah.

Bacillus sp adalah termasuk salah satu mikroorganisme jenis bakteri yang dapat melarutkan fosfat tidak tersedia menjadi tersedia sehingga dapat diserap oleh tanaman. Sementara jenis fungi yang dapat melarutkan fosfat umumnya berasal dari kelompok Deuteromycetes, antara lain adalah Aspergillus niger. Fungi pelarut fosfat yang dominan di dalam tanah adalah Penicillium dan Aspergillus. Fungi pelarut fosfat yang dominan ditemukan di tanah masam Indonesia ialah Aspergillus niger dan Penicillium. Bakteri Bacillus juga mampu bertindak sebagai imunodulator, yang berperan menguatkan sistem kekebalan tanaman dan mencegah serangan pathogen penyakit melalui tanah dan dan perakaran. Pemanfaatan biopestisida beragensia Bacillus sp diketahui mampu menekan penyakit layu bakteri pada tanaman kentang dan tomat.

Pelarutan senyawa fosfat oleh mikroorganisme pelarut fosfat berlangsung secara kimia dan biologis, baik untuk bentuk fosfat organik maupun anorganik. Mikroorganisme pelarut fosfat membutuhkan adanya fosfat dalam bentuk tersedia dalam tanah untuk pertumbuhannya.

Mekanisme pelarutan fosfat secara kimia merupakan mekanisme pelarutan fosfat utama yang dilakukan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut mengekskresikan sejumlah asam organik berbobot molekul rendah seperti oksalat, suksinat, tartrat, sitrat, asetat, formiat, propionate, glikolat, glutamate, malat, fumarat. Meningkatnya asam-asam organik tersebut diikuti dengan penurunan pH. Perubahan pH berperan penting dalam peningkatan kelarutan fosfat. Selanjutnya asam-asam organik ini akan bereaksi dengan bahan pengikat fosfat seperti Al3+, Fe3+, Ca2+, atau Mg2+ membentuk khelat organik yang stabil sehingga mampu membebaskan ion fosfat terikat dan oleh karena itu dapat diserap oleh tanaman. Lactobacillus sp dan Alcaligenes sp adalah jenis bakteri yang memproduksi asam laktat.

Pelarut fosfat secara biologis terjadi karena mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim fosfatase dan enzim fitase. Fosfatase merupakan enzim yang akan dihasilkan apabila ketersediaan fosfat rendah. Fosfatase diekskresikan oleh akar tanaman dan mikroorganisme, dan di dalam tanah yang lebih dominan adalah fosfatase yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Pada proses mineralisasi bahan organik, senyawa fosfat organik diuraikan menjadi bentuk fosfat anorganik yang tersedia bagi tanaman dengan bantuan enzim fosfatase. Enzim fosfatase dapat memutuskan fosfat yang terikat oleh senyawa- senyawa organik menjadi bentuk yang tersedia.

Rizobakteri pemacu tumbuh tanaman (RPTT) atau popular disebut plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) adalah kelompok bakteri menguntungkan yang agresif mengkolonisasi rizosfir (lapisan tanah tipis antara 1-2 mm di sekitar zona perakaran). Aktivitas RPTT memberi keuntungan bagi pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengaruh RPTT didasarkan atas kemampuannya menyediakan dan memobilisasi atau memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah serta mensintesis dan mengubah konsentrasi berbagai fitohormon pemacu tumbuh. Sedangkan pengaruh tidak langsung berkaitan dengan kemampuan RPTT menekan aktivitas pathogen dengan cara menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit seperti antibiotik.

Berbagai jenis bakteri telah diidentifikasi sebagai RPTT, diantaranya dari genus Pseudmonas, Azotobacter, Azospirillum, Acetobacter, Burkholderia, dan Bacillus. Pemanfaatan RPTT sebagai agensia penting dalam sistem produksi pertanian yang ramah lingkungan semakin ditingkatkan, karena penggunaan RPTT akan mengurangi pemakaian senyawa kimia sintetis berlebihan, baik dalam penyediaan hara tanaman (biofertilizers) maupun dalam pengendalian pathogen tular tanah (bioprotectans).

Secara umum, fungsi RPTT dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dibagi dalam tiga katagori, yaitu:

  1. Sebagai pemacu/perangsang pertumbuhan (biostimulants) dengan mensintesis dan mengatur konsentrasi berbagai zat pengatur tumbuh (fitohormon) seperti asam indol asetat (AIA), giberellin, sitokinin, dan etilen dalam lingkungan akar.
  2. Sebagai penyedia hara (biofertilizers) dengan menambat N2 dari udara secara asimbiosis dan melarutkan hara P yang terikat di dalam tanah.
  3. Sebagai pengendali pathogen berasal dari tanah (bioprotectants) dengan cara menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit anti pathogen seperti β-1,3-glukanase, kitinase, antibiotik, dan sianida.

BIODEKOMPOSER

Pengertian umum yang saat ini banyak dipakai untuk memahami organisme perombak bahan organik atau biodekomposer adalah organisme pengurai nitrogen dan karbon dari bahan-bahan organik (sisa- sisa organik dari jaringan tumbuhan dan hewan yang telah mati) yaitu bakteri, fungi, dan aktinomisetes. Perombak bahan organik terdiri atas perombak primer dan perombak sekunder. Perombak primer adalah mesofauna perombak bahan organik, seperti colembolla, acarina yang berfungsi meremah- remah bahan organik/serasah menjadi berukuran lebih kecil. Cacing tanah memakan sisa-sisa remah tadi yang lalu dikeluarkan sebagai faeces setelah melalui pencernaan dalam tubuh cacing. Perombak sekunder ialah mikroorganisme perombak bahan organik seperti Trichoderma reesei, T. harzianuum, T. koningii, Phanerochaeta crysosporium, Cellulomonas, Pseudomonas, Thermospora, Aspegillus niger, A. terreus, Penicillium, dan Streptomyces. Adanya aktivitas fauna tanah, memudahkan mikroorganisme untuk memanfaatkan bahan organik, sehingga proses mineralisasi berjalan lebih cepat dan penyediaan hara bagi tanaman lebih baik. Menjadikan bahan organik tanah terurai menjadi senyawa organik sederhana yang berfungsi sebagai penukar ion dasar yang menyimpan dan melepaskan nutrient di sekitar tanaman.

Lactobacillus adalah genus bakteri gram-positif, anaerobik fakultatif atau mikroaerofilik. Genus bakteri ini membentuk sebagian besar dari kelompok bakteri asam laktat, dinamakan demikian karena kebanyakan anggotanya dapat merubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat. Lactobacillus memiliki kemampuan mendegradasi (pengomposan) limbah tanaman yang sangat baik. Bakteri asam laktat (Lactobacillus sp) merupakan bakteri aerobik dan berfungsi menghasilkan asam laktat dari gula, menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan, menghancurkan bahan- bahan organik seperti selulosa ke dalam bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan enzim selulase menjadi selobiosa. Lactobacillus sp mempunyai fungsi merombak karbohidrat sederhana menjadi asam laktat.